Main Article Content
Abstract
Di Desa Jatisari, petani palawija biasa melakukan penyiraman rutin secara konvensional pada pagi dan sore hari terutama pada musim kemarau, yaitu dengan menyisir setiap baris tanaman menggunakan tangki gendong. Hal tersebut tentu saja memiliki berbagai kelemahan, diantaranya membutuhkan banyak waktu dan tenaga, beresiko bagi kesehatan petani, dan terdapat kemungkinan tidak meratanya pengairan. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan pengabdian yang bertujuan untuk: (a) Menerapkan sistem pengairan otomatis untuk tanaman palawija di Desa Jatisari, dan (b) Menerapkan sistem aplikasi monitoring pengairan tanaman palawija berdasarkan data sensor kelembapan dan suhu tanah di lahan petani. Tahapan yang digunakan dalam Pengabdian ini dengan menggunakan pendekatan ADDIE (analysis, design, development, implementation, evaluation), yang disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Sistem ini diimplementasi pada tanaman palawija milik salah satu petani desa Jatisari, kabupaten Garut. Implementasi sistem ini dimulai dari sensor membaca kelembaban tanah dan suhu tanah tanaman yang telah di program kesesuaiannya berdasarkan waktu yang telah ditentukan yaitu pada pukul 07.00 dan pukul 16.00. Dari hasil pengujian node sensor dan pengujian sistem aplikasi monitoring penyiramana, diperoleh hasil bahwa sistem dapat bekerja dengan error + 5%. Dengan menggunakan sistem yang telah dibangun ini, maka petani dapat melakukan pemantauan kelembaban dan suhu tanah di sejumlah titik yang tersebar di lahan palawija secara kontinyu melalui aplikasi dari jarak jauh secara real time. Dengan demikian, diharapkan petani dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil tanaman.
Keywords
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.