@article{Saingo_2022, title={Konsepsi Moderasi Beragama Sebagai Jembatan Pemersatu Masyarakat Dan Bimbingan Teknis Pembuatan Handsanitizer}, volume={5}, url={https://journal.ilininstitute.com/index.php/caradde/article/view/1429}, DOI={10.31960/caradde.v5i1.1429}, abstractNote={<p><strong>Abstrak</strong>. Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk membentuk konsepsi moderasi beragama masyarakat Tesbatan sebagai jembatan untuk terbinanya persatuan dan kesatuan masyarakat dan menjalin kerja sama dalam pembuatan dan menghasilkan handsanitizer dari bahan dasar daun sirih dan jeruk nipis. Metode pelaksanaan kegiatan PKM antara lain: seminar moderasi beragama dan bimbingan teknis membuat handsanitizer dari daun sirih dan jeruk nipis.&nbsp; Kegiatan ini dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu persiapan, pemberian materi dan evaluasi. Dari pelaksaan kegiatan ini diperoleh rata-rata respon peserta kegiatan PKM adalah 3,68% dengan kriteria sangat bermanfaat artinya kegiatan PKM ini dinilai sangat bermanfaat bagi masyarakat desa Tesbatan dan mereka semakin memahami konsep moderasi beragama dan juga dapat bekerjasama dalam memanfaatkan kekayaan alam berupa tanaman daun sirih dan buah jeruk untuk dapat membuat handsanitier.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong>.&nbsp; This community service activity aims to form a conception of religious moderation in the Tesbatan community as a bridge for fostering community unity and co-operation in the manufacture and production of hand sanitizers from the basic ingredients of betel leaf and lime. Methods for implementing PKM activities include: seminars on religious moderation and technical guidance on making hand sanitizers from betel leaf and lime. This activity is carried out in three stages, namely preparation, provision of materials and evaluation. From the implementation of this activity, it was obtained that the average response of PKM activity participants was 3.68% with very useful criteria, meaning that this PKM activity was considered very useful for the Tesbatan village community and they increasing understood the concept of religious moderation and could also cooperate in utilizing natural resources in the form of leaf plants. betel and citrus fruit to be able to make hand sanitizer.</p>}, number={1}, journal={CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat}, author={Saingo, Yakobus Adi Saingo}, year={2022}, month={Aug.}, pages={72-80} }