Dinamika Konsep Diri Pada Perempuan Dewasa Yang Pernah Menjadi Korban Child Abuse
Keywords:
konsep diri, child abuses, korban, dinamika konsep diriAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika konsep diri pada perempuan dewasa yang pernah menjadi korban child abuse. Hal itu akan diperoleh ketika diketahui bentuk tindakan child abuse yang subjek alami, pemaknaan subjek terhadap peristiwa itu setelah subjek mengalami, konsep diri subjek setelah mengalami peristiwa child abuse,pemaknaan subjek terhadap peristiwa child abuse ketika dewasa, konsep diri subjek ketika dewasa, dan faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri yang dimiliki ketika dewasa. Jenis penelitian ini menurut sifat dan tujuannya adalah kualitatif deskriptif. Menurut sifat masalahnya, penelitian ini berjenis penelitian fenomenologi. Subjek penelitian ini adalah perempuan dewasa yang pernah menjadi korban child abuse. Seringkali orangtua melakukan hal-hal yang secara sadar maupun tidak sadar telah menyakiti anak.Hukuman atau perlakuan tidak menyenangkan yang diberikan kepada anak sering berlebihan dan tidak wajar seperti hukuman fisik maupun verbal baik anak tersebut sengaja melakukan kesalahan maupun tidak. Perlakuan dan tindakan yang dilakukan orangtua secara berlebihan tersebut dikenal dengan child abused atau kekerasan pada anak. Kekerasan terhadap anak ini dapat menimbulkan rasa sakit baik fisik maupun psikis sehingga lambat laun anak akan kehilangan rasa percaya diri. Rasa percaya diri yang dimiliki anak dapat membantu anak dalam mengenal dirinya sendiri. Jika rasa percaya diri anak rendah, anak akan menilai dirinya tidak berguna, sulit untuk mengenmbangkan kepercayaan dirinya pada orang lain serta tidak merasa aman. Tetapi, jika rasa percaya diri anak baik anak akan lebih muda bergaul dengan orang lain, dapat mengembangkan percaya diri dengan lingkungan dan mersa dibutuhkan dan berguna baik pada diri sendiri maupun orang lain. Penilaian terhadap diri sendiri ini disebut konsep diri. Menurut Ghufron, M.N & Risnawati R.S (2010) konsep diri bukan merupakan factor yang dibawa sejak lahir, melainkan factor yang dipelajari dan terbentuk melalui pengalamn individu dalam berhubungan dengan orang lain. Positif maupun negative konsep diri tersebut terbentuk sesuai dengan pengalaman individu dalam berhubungan dengan orang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, setelah menerima kekerasan seseorang akan tumbuh dengan konsep diri yang negtif, tetapi itu tidka mutlak. Konsep diri dapat diperbaiki seiring berjalannya waktu baik itu dari dukungan dan motivasi dari orang lain (teman), kesadaran akan spritualitas seperti salat dan memperbanyak doa serta selalu belajar dari segala yang terjadi itu akan membentuk dan menghasilkan konsep diri yang positif.
Downloads
References
Desmita. (2016). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja rosdakarya.
Ghufron, M.N., & Risnawati, R.S 2010. Teori-teori Psikologi. Yogyakarta: Aruzza Media.
Ivo, Noviana. (2015). Kekerasan Seksual Terhadap Anak: Dampak Dan Penanganannya Child Sexual Abuse: Impact And Hendling. Sosio Informa, 1(1), 13–28. Diakses pada tanggal 20 Juli 2020, jam 15.03 http://ejournal.kemsos.go.id/inde x.php/Sosioinforma/article/downl oad/87/55
Santrock, John W. 2012. Life - Span Development : Perkembangan Masa Hidup. Edisi 13 Jilid II, Jakarta: Erlangga (PT Gelora Aksara Pratama)
Siti, Nur Fatimah. (2010). Dinamika konsep diri pada orang dewasa korban child abused.Empathy,1(1),131 143. https://doi.org/10.1017/CBO9781 107415324.004
Sosiawan, A. 2012. Pengaruh Lingkungan dalam Proses Pembentukan Konsep Diri ( Self Concept)
Yurika Fauzia Wardhani dan Alit Kurniasari. (2016). Pedophilia As A Hidden Threat Of Children. 2(77). Diakses pada tanggal 11 Desember 20222, pukul 14.28, ejournal.kemsos.go.id