Main Article Content

Abstract

Masalah pelanggaran disiplin di sekolah dapat menjadi hambatan dalam menciptakan suasana belajar yang efektif dan tertib. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana pendekatan konseling dan dukungan teman sebaya dapat membantu mengatasi permasalahan pelanggaran tata tertib di UPT SPF SMP Negeri 1 Makassar. Studi ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, melibatkan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasilnya menunjukkan bahwa konseling, baik individual maupun kelompok, yang dikombinasikan dengan program teman sebaya, terbukti membantu perubahan perilaku siswa. Analisis dilakukan berdasarkan teori pendekatan humanistik Carl Rogers, konsep pembelajaran sosial oleh Albert Bandura, serta teori manajemen disiplin sekolah. Studi ini juga menyoroti pentingnya keterlibatan pihak sekolah dalam mendukung keberhasilan program ini.

Keywords

konseling sekolah peer support pelanggaran disiplin pendekatan humanistik pembelajaran sosial

Article Details

References

  1. Bandura, A. (1977). Social learning theory. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.
  2. Buku ini menguraikan teori pembelajaran sosial, yang menjelaskan bagaimana individu mengembangkan perilaku melalui interaksi sosial dan observasi terhadap lingkungannya.
  3. Brown, B. B., & Larson, R. W. (2009). Peer relationships in adolescence. Dalam R. M. Lerner & L. Steinberg (Eds.), Handbook of adolescent psychology (Edisi ke-3, hlm. 74–103). Hoboken, NJ: Wiley.
  4. Bab ini membahas peran hubungan teman sebaya dalam pembentukan perilaku, kepribadian, dan kemampuan sosial remaja.
  5. Corey, G. (2013). Theory and practice of counseling and psychotherapy (Edisi ke-9). Belmont, CA: Brooks/Cole.
  6. Buku ini menjelaskan berbagai teori konseling, termasuk pendekatan humanistik yang menekankan pentingnya empati dan dukungan dalam membantu klien mencapai perubahan positif.
  7. Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1994). Qualitative data analysis: An expanded sourcebook (Edisi ke-2). Thousand Oaks, CA: Sage Publications.
  8. Buku ini memberikan panduan untuk analisis data kualitatif, dengan fokus pada pendekatan tematik yang digunakan untuk menginterpretasikan data penelitian.
  9. Rogers, C. R. (1951). Client-centered therapy: Its current practice, implications, and theory. Boston, MA: Houghton Mifflin.
  10. Buku ini memperkenalkan pendekatan konseling yang berfokus pada klien, dengan prinsip utama empati, penerimaan tanpa syarat, dan fokus pada kebutuhan individu.
  11. Sugiyono. (2017). Metode penelitian pendidikan: Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
  12. • Buku ini menjadi acuan dalam memahami berbagai metode penelitian pendidikan, khususnya pendekatan kualitatif yang relevan dengan penelitian ini.
  13. Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
  14. • Undang-undang ini memberikan dasar hukum terkait pengelolaan sistem pendidikan di Indonesia, termasuk pengaturan tata tertib sekolah.
  15. Republik Indonesia. (2015). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan.
  16. • Peraturan ini memberikan panduan untuk mengelola dan mencegah kekerasan di lingkungan sekolah, termasuk inisiatif untuk memperkuat program dukungan teman sebaya.
  17. Yusuf, S. (2009). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  18. • Buku ini membahas aspek psikologi perkembangan anak dan remaja, yang menjadi landasan untuk memahami perubahan perilaku di usia sekolah.